Selasa, 13 Maret 2012

HIJAB SYAR'I


Allah Ta’ala Berfirman :
“Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin, hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun lagi maha penyayang.” (QS. Al-Ahzab: 59)


Rasulullah SAW bersabda :
“Ada dua golongan penduduk neraka yang belum aku melihat keduanya, yaitu kaum yang membawa cemeti seperti ekor sapi untuk mencambuk manusia [maksudnya penguasa yang dzalim], dan perempuan-perempuan yang berpakaian tapi telanjang, cenderung kepada kemaksiatan dan membuat orang lain juga cenderung kepada kemaksiatan. Kepala-kepala mereka seperti punuk-punuk unta yang berlenggak-lenggok. Mereka tidak masuk surga dan tidak mencium bau wanginya. Padahal bau wangi surga itu tercium dari jarak perjalanan sekian dan sekian waktu [jarak jauh sekali]”.

Al-Imam An Nawawi rahimahullah dalam Syarh-nya atas kitab Shahih Muslim berkata:
“Hadis ini merupakan salah satu mukjizat Rasulullah SAW karena sungguh apa yang telah beliau kabarkan kini telah terjadi. Adapun kaum yang membawa cemeti adalah pejabat yang dzalim.”

*SYARAT-SYARAT JILBAB SYAR’I*

1. Menutupi seluruh tubuh selain yang dikecualikan.

Allah Ta’ala Berfirman :
“Katakanlah kepada wanita yang beriman : ‘Hendaklah mereka menahan pandangan mereka dan memelihara kemaluan mereka dan janganlah mereka menampakkan perhiasan mereka kecuali yang biasa nampak dari mereka. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dada mereka… “ (QS. An-Nur:31)

Mayoritas ulama ahli tafsir dan hadits yang mengatakan wajah dan kedua telapak tangan merupakan anggota tubuh yang dikecualikan. Dengan catatan penting sekali, bahwa menutupnya merupakan amalan yang lebih utama dan afdhal.

2. Tidak ketat sehingga menggambarkan bentuk tubuh.

Dari Usamah bin Zaid r.a, beliau berkata : Rasulullah SAW memberiku baju Qubthiyyah yang tebal yang merupakan hadiah dari Dihyah Al-Kalbi r.a kepada beliau SAW. Baju itupun aku pakaikan pada istriku. Nabi SAW bertanya kepadaku : “Mengapa kamu tidak mengenakan baju Qubthiyyah ?” Aku menjawab , ”Aku pakaikan baju itu pada istriku.” Lalu beliau bersabda : “Perintahkanlah ia agar mengenakan baju dalam di balik Qubthiyyah itu, karena saya khawatir baju itu masih bisa menggambarkan bentuk tulangnya. “ (HR.Ahmad dan Baihaqi dengan sanad Hasan)

Dalam kitabnya Nailul Author 2/97, Al- Imam Asy-Syaukani mengatakan : “Hadits ini menunjukkan bahwa wanita itu wajib menutupi badannya dengan pakaian yang tidak menggambarkan tubuhnya. Ini merupakan syarat bagi penutup aurot…”

Saudariku…
Perhatikanlah pesan putri Rasulullah, Fatimah binti Rosulullah SAW. Beliau pernah berpesan kepada Asma’ : “Wahai Asma, sesungguhnya aku memandang buruk perilaku kaum wanita yang memakai pakaian yang dapat menggambarkan tubuhnya…” (Dikeluarkan Abu Nu’aim dalam Al-Hilyah dan Baihaqi)

3. Kainnya harus tebal, dan tidak tembus pandang sehingga tidak nampak kulit tubuh.

Rasulullah SAW bersabda :
“Dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat, yaitu : Suatu kaum yang memiliki cambuk, seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan para wanita yang berpakaian tetapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk onta yang miring, wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan ini dan ini (jauhnya).” (HR. Muslim)

4. Tidak menyerupai pakaian laki-laki.

Dari Ibnu Abbas r.a berkata :
“Rasulullah SAW melaknat pria yang memakai pakaian wanita dan wanita yang memakai pakaian pria” (HR. Abu Daud, Ibnu Majah, Hakim dan Ahmad dengan sanad shohih).

5. Tidak mencolok dan berwarna yang dapat menarik perhatian.

Allah Ta’ala Berfirman :
“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah pertama.” (QS. Al-Ahzab : 33)

Namun demikian pakaian wanita tidak harus hitam saja sebagaimana difahami sebagian wanita.
Dari Ibrahim An-Nakha’i bahwa ia bersama Alqomah dan Al-Aswad mengunjungi para istri Rasulullah dan melihat mereka mengenakan mantel-mantel berwarna merah.

6. Tidak menyerupai pakaian wanita kafir.

Rasulullah bersabda :
“Siapa yang menyerupai suatu kaum maka ia termasuk dari kaum tersebut.” (HR. Abu Daud dan Ahmad dengan sanad shohih)

7. Bukan pakaian untuk mencari popularitas.

Rasulullah SAW bersabda :
“Barang siapa mengenakan pakaian syuhroh (untuk mencari popularitas) di dunia, niscaya Allah mengenakan pakaian kehinaan kepadanya pada hari kiamat, kemudian membakarnya dengan api neraka.” (HR. Abu Daud dan Ibnu Majah dengan sanad hasan)

8. Tidak diberi parfum atau wangi-wangian.

Rasulullah SAW bersabda :
“Siapapun perempuan yang memakai wewangian, lalu ia melewati kaum laki-laki agar mereka mendapatkan baunya, maka ia adalah pezina.” (HR. Tirmidzi, Abu Daud, Ahmad, dll dengan sanad shohih)


*KESIMPULAN*

Maksud dari hadits “wanita berpakaian tapi telanjang”, adalah berpakain dan bahkan berjilbab akan tetapi masih menampakkan keindahan tubuhnya karena tipis, mini, atau ketat dan semisalnya.
Maksud dari hadits “kepala mereka seperti punuk onta”, adalah wanita yang menguncir atau menggulung rambutnya sehingga tampak sebuah benjolan di bagian belakang kepala dan tampak dari balik hijabnya .
Ancaman yang sangat keras bagi setiap wanita yang keluar rumah menonjolkan rambut yang tersembunyi di balik hijabnnya dengan ancaman tidak dapat mencium bau wangi surga, padahal bau wangi surga bisa dicium dari jarak yang sangat jauh.
Apabila telah ada ketetapan dari Allah baik berupa perintah ataupun larangan, maka seorang mukmin tidak perlu berpikir-pikir lagi atau mencari alternatif yang lain. Terima dengan sepenuh hati terhadap apa yang ditetapkan Allah tersebut dalam segala permasalahan hidup.

“Dan tidakkah patut bagi laki-laki yang mu’min dan tidak (pula) bagi perempuan yang mu’min, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.” (QS. Al-Ahzab: 36)

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu ..” (QS. Al Hujaraat : 15)

Kalau kita cermati dengan seksama maka akan jelas sekali bahwa saat ini banyak kaum wanita yang telah melakukan apa yang dikabarkan oleh Rasulullah SAW dalam hadits tersebut, yaitu memakai jilbab tapi telanjang dan dibentuk sedemikian rupa sehingga mirip punuk onta. Kalau berjilbab seperti ini saja tidak masuk surga, bagaimana pula yang tidak berjilbab ? *.*


TANGGUNG JAWAB KITA SEMUA :

Rasulullah SAW bersabda :
“Setiap kalian adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggung-jawaban tentang kepemimpinannya” (Muttafaqun alaihi)

===================================

Ukhtii...
Dengan berhijab, kita ibarat mutiara yang tersimpan, terjaga lagi terlindungi...
Mari berjilbab dengan benar...
Tubuh ditutup jilbab dan hati dihiasi akhlakul karimah..
Tidak ada alasan memperbaiki hati dulu sebelum berjilbab..
Yang benar adalah keduanya wajib dikerjaan bersamaan...
Tubuh dijilbabi dan hati dibersihkan...
Mari selamatkan diri kita dan keluarga kita dari api neraka...
Mulailah dari sekarang sebelum terlambat...
Sebelum ajal datang menjemput...
Sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tiada guna...
Ber-Islam secara total (Kaffah) dan tidak setengah-setengah...
Allah mencintai kita, Allah meridhai kita..
Allah memberikan barokah kepada kita...
Carilah ridha Allah dan jangan takut hinaan manusia...
Jangan terbalik, mencari ridha manusia padahal mendatangkan murka Allah..
Kita bisa dengan pertolongan Allah...

Mulailah dari sekarang...
Mulailah dari Sekarang...
Mulailah dari Sekarang...
Sebelum terlambat....!!!
Sebelum menyesal....!!!
Mantapkan hati kita...
Mari melangkah...
Allah menolong kita...
Allah membantu kita...
Allah bersama kita..
Bismillahi Tawakkaltu Alallooh…

Terbingkis penuh cinta dan sayang dengan harapan saudari-saudariku mau menjemput hidayah dengan mengenakan pakaian syar'i sebagaimana muslimah yang sesungguhnya. Bukan hanya untuk kalian, tapi juga untukku. Maka, mari saling berpegangan untuk terus mengingatkan dalam kebaikan menuju muslimah yang kaffah, bidadari bumi yang teramat Allah cintai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar